this article was originally written for Indonesian Students Christian Fellowship (ISCF) members. However, it can be a blessing for you who is curruntly struggling or thinking about your calling in this life :)
A. Peranan Visi di dalam pelayanan
Teman-teman, sebentar lagi setahun sudah kita jalani bersama Tuhan, dan kita akan menyongsong tahun ajaran yang baru, dan babak baru dalam pelayanan mahasiswa di ISCF ini. Kita telah menyaksikan kemurahan Allah, pemeliharaan-Nya dan berkat-Nya yang terus melimpah dalam kehidupan kita dan pelayanan kita.
Tetapi disamping semua itu, saya mengajak teman-teman sekerja untuk memikirkan kembali visi Allah yang sudah diberikan kepada kita di dalam ISCF ini. Saya mengajak teman-teman untuk meluangkan sedikit dari waktu yang kita punya, meskipun saya tahu cengkeraman exam sudah mendekat, untuk meninjau kembali ISCF selama setaun ini.
Sudahkah kita menjalankan visi yang diberikan Tuhan kepada ISCF? Apakah visi ini yang kita kerjakan selama satu tahun ini? Sudahkah kita benar-benar memahami signifikansi dari visi tersebut?
Dr. Samuel Escobar, General Director IVCF Amerika Serikat tahun 1972-1975 pernah berkata di buku “Our Heritage” bahwa:
“Salah satu bahaya besar yang dihadapi oleh pelayanan mahasiswa dan organisasi-organisasi Kristen lainnya adalah menjadi lembaga-lembaga yang kehilangan visi. Generasi penerus melanjutkan kegiatan yang ada namun kehilangan semangat yang mendasari kegiatan tersebut. Nama, dukungan keuangan dan program tetap ada, tetapi orang-orangnya tidak lagi berpegang pada visi yang sama dengan pendirinya. Mereka meneruskan tradisi hanya secara pasif, bukan karena mengalami sendiri dorongan dan pimpinan Roh Kudus. Akhirnya terjadi kekecewaan, kehilangan motivasi dan gerakan Kristen tersebut mengalami krisis atau bahkan kehancuran.”
Apakah visi itu masih tetap mendasari semangat dari pelayanan kita?
Visi bersifat menular, contagious, ditransmisikan dari pribadi lewat pribadi. Dalam tubuh Kristus, visi diterjemahkan sebagai kehendak Tuhan bagi kita, sehingga kita bersedia bekerja keras dan berkorban bagi-Nya.
Kita perlu menyadari bahwa pelayanan mahasiswa adalah bagian dari suatu realita yang lebih luas, yaitu Kerajaan Allah dan Umat Allah. Menyadari hal ini akan membuat kita bias memahami bahwa apa yang kita lakukan adalah hanya sebagian kecil dari pekerjaan Allah secara global. Tuhan bekerja di seluruh dunia pada setiap waktu dan tempat. Ini tidak berarti bahwa kita tidak penting, tetapi menolong kita untuk melihat apa yang kita kerjakan dalam perspektif yang benar.
Ketika kita berhasil, atau ketika kita “terjebak” di dalam comfort zone, kita bisa merasa puas diri dan lupa untuk terus berjuang. Padahal kita selalu ada di
Disinilah pentingnya pelayanan kita. Sampai generasi muda (kita) benar-benar merasakan tekanan tanggung jawab di pundak mereka, dan terdorong untuk sungguh-sungguh berdoa dan mencari kehendak Allah dalam pelayanan, kita tidak akan belajar menjadi pejuang yang baik.
B. Visi pelayanan kita
Visi ISCF adalah "menumbuhkembangkan pemimpin-pemimpin yang serupa dengan Kristus yang berperan strategis di tengah kampus, gereja, masyarakat, bangsa dan dunia bagi kemuliaan Allah"
Meskipun tiap-tiap bagian dari
Dari semenjak awal, IFES adalah sebuah gerakan pekabaran Injil, yang visi mula-mulanya adalah sangat jelas, yaitu pekabaran Injil dan menghasilkan kesaksian yang didasarkan oleh Alkitab.
“Aku akan menunjukkan kebesaran-Ku dan kekudusan-Ku dan menyatakan diriku di depan bangsa-bangsa yang banyak dan mereka akan mengetahui bahwa Aku-lah TUHAN!” (Yeh 38:23)
C. Pentingnya pelayanan mahasiswa
Pelayanan mahasiswa betapapun menarik dan strategisnya, tidak pernah menjadi tujuan itu sendiri. Mahasiswa akan lulus, tetapi pertanyaannya adalah apakah kita sudah memperlengkapi mahasiswa (kita) untuk menghadapi dunia?
Untuk bisa mewujudkan itu, hal yang pertama harus diusahakan adalah mahasiswa harus terlebih dahulu mengenal Allah. Dari situlah kehidupan kita menjadi kesaksian yang berbeda. Berbeda karena kita mengenal Allah secara pribadi. Mahasiswa dan alumni akan dapat membagikan kabar baik tentang Kristus bagi orang-orang sejamannya dalam bentuk yang mudah dimengerti.
Bagaimanakah cara kita untuk memenangkan mahasiswa bagi Allah? Siapakah yang paling baik mengkomunikasikan kabar baik itu kepada dunia mahasiswa yang begitu membutuhkan? Tanpa diragukan adalah mahasiswa itu sendiri.
Kita percaya bahwa kehidupan mahasiswa adalah ladang yang sangat strategis, dimana kita bisa menjangkau mahasiswa-mahasiswa yang belum percaya, menginjili mereka, membawa mereka kepada Kristus dan menumbuhkembangkan jiwa pemimpin mereka, sehingga saat mereka lulus dan menjadi pemimpin di manapun mereka berada, mereka (dan kita tentunya) bias mencerminkan kemuliaan Allah disegala bidang.
Dr. Isabelo Magalit, seorang staff gerakan IVCF Filipina pernah berkata:
“Saya punya sebuah impian. Saya memimpikan bahwa dari dari dunia mahasiswa ini akan muncul secara terus menerus orang-orang yang mengasihi Tuhan Yesus lebih dari apapun dan membenci dosa lebih dari apapun.”
Menumbuhkembangkan pemimpin-pemimpin yang serupa dengan Kristus yang berperan strategis di tengah kampus, gereja, masyarakat, bangsa dan dunia bagi kemuliaan Allah.
Mahasiswa yang dijangkau oleh mahasiswa, membawa mereka kedalam terang Tuhan dan menumbuhkembangkan mereka sehingga saat mereka lulus, hidup mereka menjadi kesaksian yang hidup tentang Allah.
Bayangkan businessman yang takut akan Tuhan dimana setiap keputusannya mencerminkan kemuliaan Allah. Bayangkan jurnalis dan penulis sastra yang lewat tulisannya memberikan impact dengan membawa terang kepada dunia yang diselimuti dosa. Politisi Kristen yang tunduk kepada Allah dan memperjuangkan kebenaran dalam apa yang mereka lakukan. Sutradara dan produser film yang memberikan kesaksian lewat film-film mereka. Scientist yang lewat penemuan-penemuannya bisa menjadi kesaksian karena mengakui bahwa Allah yang besar itu yang menjadikan bumi dan segala isinya.
Sungguh, jika itu terwujud, terang kemuliaan Allah akan terus bersinar. Common point dari semuanya itu, kita bisa berani berkata bahwa kaum intelektual dan pemimpin datang dari universitas. Mahasiswa. Karena itulah kita mengusahakan pelayanan ini dengan tidak kenal lelah. Saat kita memiliki visi yang kuat, kita akan benar-benar mengusahakannya mati-matian.
Dietrich Bonhoeffer berkata bahwa “Ketika Kristus memanggil seseorang, Ia menawarkannya untuk datang dan mati”. Mati disini bisa secara jasmani maupun rohani, dimana kita menyangkal seluruh ego kita, dan mengusahakan kehendak Allah. Bukan lagi kita yang menjalankan visi itu tetapi visi itu yang menjalankan kita.
Tentu saja, panggilan yang Allah berikan kepada tiap-tiap orang adalah berbeda-beda. Tetapi jika teman-teman merasa bahwa Tuhan memang memanggil teman-teman untuk mengerjakan hal ini, mari, milikilah impian ini. Ambil bagian dan tempat anda di dalamnya. Berdiri dan masuk ke dalam barisan, untuk Kristus. Berikan kepada-Nya segala sesuatu yang sudah teman-teman dapat karena Ia layak mendapatkannya.
2 comments:
Thanks buat artikelnya sgt menolong sy utk kembali diingatkan ttp setia menggumulkan visi pribadi dan ttp sadar bhwa alumnilh produk dr pelayanan mahasiswa dmn lwt visipribadi msg2 kt mgrjkn visi Allah tsb.
makasih buat artikelnya.. :)
Post a Comment